Pentingnya Design System dalam product-development

Apakah kamu pernah membayangkan jika kamu bekerja di tim desain

 · 2 min read

Apakah kamu pernah membayangkan jika kamu bekerja di tim desain dan development untuk sebuah produk digital? Awalnya, pasti terasa sangat lancar jika bekerja di tim desain dan development. Tetapi seiring bertambahnya fitur serta anggota tim, tentunya desain mulai tidak konsisten dan sudah berbeda dari awal. Developer tentu juga akan bingung dengan guideline yang berubah-ubah. Jika ini terjadi, tentunya waktu dan energi akan terkuras. Kalau situasi ini terdengar familiar, mungkin ini saatnya tim kamu butuh design system!

Secara sederhana, design system merupakan kumpulan aturan, komponen, dan dokumentasi yang menjadi acuan bersama antara desainer, developer, dan stakeholder lainnya. Tapi bukan sekadar itu, design system mencakup cara berpikir, pola interaksi, prinsip desain, hingga kode siap pakai.

Design system terdiri dari:

  • Style guide: warna, tipografi, spacing, grid, dan lain-lain.
  • Komponen UI reusable: tombol, kartu, form input
  • Dokumentasi: aturan penggunaan, best practice, accessibility
  • Tools pendukung: Figma Library, Storybook, GitHub repo

Design system bisa dikatakan penting karena beberapa hal berikut:

1. Konsistensi Desain

Design system menyatukan semua elemen supaya user experience terasa mulus dan profesional

2. Efisiensi Kerja Tim

Desainer nggak perlu desain ulang tombol setiap buat screen baru, developer tinggal panggil komponen yang sudah siap. Semua jadi lebih cepat dan minim revisi.

3. Mudah untuk Scale

Jika kamu ingin produk berkembang dan butuh fitur baru, bisa pakai fondasi yang sudah ada. Enggak harus mulai dari nol.

4. Hemat Waktu dan Biaya

Dapat menghemat waktu develop lebih singkat, bug lebih sedikit, dan revisi lebih minim. Budget pun bisa dialokasikan ke hal lain yang lebih strategis.

5. Fokus pada Inovasi

Karena basic-nya sudah solid, tim bisa lebih fokus pada problem solving dan menciptakan nilai tambah bagi user.

Design system tidak ribet, hanya butuh waktu dan effort. Design System dapat menjadi investasi jangka panjang. Berikut hal-hal yang harus diterapkan:

  • Dokumentasi yang rapi
  • Kolaborasi antara desainer dan developer
  • Komitmen untuk terus mengembangkan dan memeliharanya

Menurut Sparkbox (2020), 76% tim yang mengadopsi design system melaporkan peningkatan produktivitas tim mereka. Perusahaan seperti Google (Material Design) dan IBM (Carbon Design System) sudah membuktikan dampaknya. Kalau kamu baru mulai, enggak perlu langsung bikin sistem besar. Mulailah dari hal kecil yang paling sering dipakai dan sering menimbulkan kebingungan.

  1. Identifikasi elemen yang sering muncul dan sering berbeda-beda (tombol, warna utama, font)
  2. Buat versi reusable dan dokumentasikan cara pakainya
  3. Libatkan tim dev sejak awal
  4. Gunakan tools seperti Figma Component, Storybook, atau Zeroheight

Design system akan makin pintar. Dengan adanya design tokens, AI, hingga automated design-to-code, kolaborasi antara tim desain dan engineering akan makin seamless. Ke depannya, mungkin kamu bisa mendesain di Figma dan langsung keluar kode bersih yang siap di-deploy.

Design system bukan lagi sekadar "nice to have" tetapi merupakan kebutuhan dasar dalam mengembangkan produk digital yang scalable, efisien, dan berkualitas. Kamu akan lihat sendiri bagaimana sistem ini bisa mengubah cara kerja tim kamu.


No comments yet.

Add a comment
Ctrl+Enter to add comment